Back

USD/IDR Turun, Namun Masih Bartahan di Atas 16.000

  • Kesiapan BI untuk melakukan interventsi mendongkrak kepercayaan para investor.
  • Mata uang Rupiah Indonesia menguat ke 16.188 terdorong meningkatnya kepercayaan di pasar.
  • Dolar AS melemah setelah para pembeli menutup posisinya karena data PCA AS yang sedikit lebih lemah.

Rupiah Indonesia (IDR) tampak mengalami penguatan pada penutupan pasar sesi Amerika hari Jumat pekan lalu di 16.200 per Dolar AS (USD). Penguatan mata uang Garuda tersebut disebabkan beberapa faktor, pertama, karena Bank Indonesia (BI) siap siaga untuk melakukan intervensi di pasar keuangan guna menjaga kestabilan nilai Rupiah, faktor lainnya adalah karena para pembeli Dolar menutup posisi belinya di akhir pekan lalu akibat data PCE AS yang sedikit lebih lemah. Pada perdagangan sesi Asia, pasangan mata uang USD/IDR tengah diperdagangkan di 16.188 ketika berita ini ditulis. 

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) telah merilis data Uang Beredar M2 untuk bulan November, yang menunjukkan posisi M2 sebesar Rp9.175,8 triliun atau tumbuh sebesar 7,0% (yoy) dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan sebelumnya sebesar 6,8% (yoy). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh penyaluran kredit yang tumbuh 10,1% (yoy).
 
Kemudian, Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS naik 2,4% YoY di bulan November setelah naik 2,3% di bulan Oktober, lebih rendah dari ekspektasi 2,5%, seperti yang dilaporkan oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat lalu. Sedangkan, PCE Inti AS, tidak termasuk komponen makanan dan energi yang volatil, tetap di 2,8% YoY untuk bulan yang sama setelah, di bawah ekspektasi 2,9%.

Indeks Dolar AS (DXY) menghentikan penguatannya setelah rilis data tersebut, dari puncak bulanan di 108,54 hingga ditutup di 107,81. Untuk saat ini, indeks tersebut bertengger di 107,74. Menurut Pablo Piviano, Analis Senior dan Penyunting FXStreet, Selama DXY masih bertahan di atas SMA 200 hari, bias bullish masih bisa berlanjut kemungkinan setidaknya ke 108,26.
 

WTI Diperdagangkan dengan Bias Positif Ringan di Sekitar Area $69,70-$69,75, Tak Ada Keyakinan Bullish

Harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik tipis selama dua hari berturut-turut pada hari Senin dan menjauh dari level terendah dalam lebih dari satu pekan, di sekitar area $68,40-$68,35 yang disentuh pada hari Jumat. Namun, komoditas ini tidak memiliki keyakinan bullish dan diperdagangkan di sekitar area $69,75-$69,80 selama sesi Asia, naik kurang dari 0,50% untuk hari ini.
Leia mais Previous

USD/CAD Melanjutkan Penurunan Beruntun Mendekati 1,4350 karena Membaiknya Harga Minyak

USD/CAD terus melemah selama tiga sesi berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 1,4360 selama jam-jam Asia pada hari Senin. Karena Kanada adalah eksportir minyak terbesar ke Amerika Serikat (AS), Dolar Kanada (CAD) mendapatkan momentum kenaikan, didukung oleh kenaikan harga minyak mentah menyusul data AS yang mengindikasikan penurunan inflasi. Perkembangan ini telah menghidupkan kembali ekspektasi pelonggaran kebijakan lebih lanjut di tahun depan, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi global dan meningk
Leia mais Next